Jakarta, Aktualbisnis.com
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melalui Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Farida Kurnianingrum berkoordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) terkait dengan kesiapan menyambut kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia yang dilanjut ke Timor Leste dan Papua Nugini.
Perlu diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada tanggal 3-6 September 2024, dan kunjungan akan dilanjutkan ke Tasi Tolu-Timor Leste pada tanggal 9-11 September 2024, serta kunjungan ke Vanimo, Papua Nugini pada 6-9 September 2024.
Menanggapi hal ini Farida menyampaikan, bahwa BNPP telah melakukan konsolidasi untuk mempersiapkan kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste bersama para Kepala PLBN yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, yakni PLBN Motaain, PLBN Motamasin, dan PLBN Wini.
“Untuk fasilitas PLBN yang akan dibuka melalui PLBN Motaain sementara, sebab apabila melalui PLBN Motamasin memerlukan jarak tempuh yang lebih jauh ke Tasi Tolu sebagai tempat Misa Bapa Paus, bila melewati PLBN Motamasin maka akan menempuh waktu sekitar 4 jam 40 menit ke Tasi Tolu,” ucap Farida di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Farida juga menuturkan, sehubungan dengan meningkatnya arus orang yang akan melintas di PLBN, maka telah ditambah booth pelayananCustoms, Immigration, Quarantine, And Security(CIQS) dengan perkiraan jumlah pelintas mencapai 10.000 orang lebih.
“Terkait dengan penambahan booth layanan, saat ini telah tersedia 3 counter layanan dengan penambahan yang akan disediakan pada ruang kedatangan dan diharapkan para pelintas dapat mengikuti persyaratan melintas dengan membawa paspor resmi,” ujarnya.
Kemudian nantinya, untuk aktivitas keluar dan masuk Kota Dili pada saat kunjungan Paus akan dibatasi sampai dengan pukul 12.00 dan akan dibuka kembali pada sore hari menyesuaikan kondisi waktu dari selesainya kunjungan Paus.
Selain itu, untuk pelayanan kesehatan, PLBN tidak menyediakan Pos Kesehatan namun tersedia fasilitas pelayanan Karantina Kesehatan yang lengkap dengan dokter dan perawat di PLBN Motaain.
Selanjutnya, dari sisi pengamanan diperlukan dukungan dari aparat TNI dan POLRI yang perlu dipertimbangkan untuk penguatan pengamanan personil, yang dapat di optimalkan mulai sejak H-7 hingga H+1 dari kunjungan Paus. Hal ini sebagai bentuk antisipasi dari potensi adanya kericuhan yang dikhawatirkan terjadi.
Dari segi mobilitas sebagai sarana transportasi, akan beroperasi sebanyak 7 bus regular serta tersedia angkutan travel yang resmi beroperasi di lintas batas negara antara Kupang-Dili. Serta, juga perlunya dipersiapkan tempat pengisian BBM di titik-titik tertentu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan BBM.
Dalam sambutannya, lanjut Farida, ia mengatakan terkait kunjungan Paus Fransiskus ke Vanimo, Papua Nugini, juga akan menjadi perhatian terkait persiapan kebutuhan fasilitas layanan bagi masyarakat di PLBN Skouw yang akan mengawal perlintasan perbatasan dengan Papua Nugini di Jayapura.
Sementara itu, Kepala Hanggar Bea dan Cukai PLBN Motaain juga menjelaskan terkait dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste, bahwa diperlukan sosialisasi kepada para peziarah tentang pengurusan dokumen VhD (Vehicle Declaration) kendaraan yang akan digunakan untuk dapat diurus terlebih dahulu sebelum melakukan perlintasan. (Frans)