Pelintas di PLBN Badau Meningkat, Imbas Gelaran Festival Rimba Sungai Utik 2024 di Kapuas Hulu

BNPP

Kapuas Hulu, KALBAR, Aktualbisnis.com

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) alami jumlah peningkatan arus wisatawan asing yang masuk ke Indonesia imbas gelaran Festival Rimba Sungai Utik ke-II di Kecamatan Embaloh Hulu, Kapuas Hulu.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala PLBN Badau Wendelinus Fanu, terkait terselenggaranya Festival Rimba 2024 yang menarik perhatian para wisatawan dari Malaysia. Diketahui, jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia dari Sarawak – Malaysia melalui Border Lubok Antu meningkat dari hari biasanya.

“Berdasarkan laporan data pelintas dari Pejabat Imigrasi yang bertugas di PLBN Badau, rata-rata pelintas WNA yang masuk Indonesia pada hari biasa sekitar 25 orang saja, sementara dalam tiga hari terakhir mencapai ratusan orang,” ujar Wendel, Jumat (2/7/2024).

Perlu diketahui bahwa, Festival Rimba Sungai Utik ke-II ini digelar selama tiga hari pada tanggal 1-3 Agustus 2024 yang diselenggarakan di Rumah Betang/Panjang Dayak Iban Sungai Utik, Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kapuas Hulu.

Festival yang dicanangkan sebagai kegiatan tahunan ini, diselenggarakan oleh komunitas masyarakat Sungai Utik sejak tahun 2023 lalu dengan tujuan untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian hutan sekaligus pameran budaya.

Wendel menambahkan, bahwa keberadaan PLBN Badau sebagai jalur resmi perlintasan darat antar negara diharapkan kedepan dapat mendorong peningkatan pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kapuas Hulu.

“Keberadaan PLBN Badau yang berdekatan dengan objek wisata seperti Sungai Utik dan Danau Sentarum menjadi jalur ideal bagi wisatawan mancanegara yang tertarik dengan wisata lingkungan, keanekaragaman hayati, dan adat-istiadat. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kapuas Hulu,” jelas Wendel.

Menurutnya, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 30 menit saja dari pintu gerbang PLBN Badau menuju objek wisata Sungai Utik, menjadi alasan sebagai salah satu objek wisata yang mudah dijangkau oleh wisatawan mancanegara apabila melintas melalui PLBN Badau.

Sementara itu, Festival Rimba Sungai Utik ke-II yang resmi dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat ini mengatakan, bahwa terlaksanannya festival ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat serta potensi pada sektor pariwisata.

“Tidak hanya pelestarian alam, Festival Rimba itu juga dapat menarik perhatian para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri,” ucap Wahyudi.

Wahyudi menyampaikan, terselenggaranya Festival Rimba ini juga sebagai ajang promosi adat dan budaya serta menggerakkan ekonomi pelaku usaha kecil dan menengah.

“Salah satu pameran yang populer seperti tenun, anyaman rotan, pewarna alami, dan tato tradisional.” ujarnya.

Selain melestarikan alam, festival adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Dayak Iban di Sungai Utik ini juga sebagai bentuk konsistensi dalam menjaga kelestarian adat dan tradisi leluhur seiring dengan perkembangan zaman.

Kemudian, atas ketekunan tersebut dalam menjaga adat istiadat serta melestarikan alam, pada September 2019 komunitas adat Dayak Iban Sungai Utik dianugerahi penghargaan Equator Prize 2019 pada pekan sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Sebagai Informasi, sejak pada tanggal 20 Mei 2020 bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI telah mengakui hutan adat milik masyarakat adat Dayak Iban Sungai Utik seluas 9.480 hektare. (Frans)