Jakarta, Aktualbisnis.com
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) bersama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melakukan penandatangan naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk membangun galeri arsip di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) yang berbatasan dengan Malaysia.
Penandatangan ini tertuang dalam nomor HKM.00/1483/DK/2024, nomor KE.00/111/2024 tentang pembinaan, penyelamatan, pelestarian dan peningkatan akses arsip perbatasan negara, yang ditandatangani di Sekretariat Tetap BNPP, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).
Penandatangan kedua lembaga ini dilakukan oleh Sekretaris Utama (Sestama) BNPP, Prof. Zudan Arif Fakrulloh dan Sestama ANRI, Rini Agustini. Pelaksana tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto para deputi ANRI juga Pelaksana harian (Plh) Sekretaris BNPP Makhruzi Rahman dan bersama pejabat tinggi madya dan pratama BNPP.
Sekretaris BNPP, Prof. Zudan Arif Fakrullohmewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian selaku Kepala BNPP menyampaikan ucapan terima kasih kepada ANRI atasa kerja sama yang tertuang dalam penandatangan hari ini.
Bagi BNPP, lanjut Zudan, penandatangan hari ini sangat memberikan manfaat yang besar. Selain itu, penandatangan juga sangat fenomenal, karena dengan aplikasi Srikandi bisa menjembatani perbatasan negara Indonesia yang demikian luas membentang. Seperti contohnya dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Skouw Kota Jayapura, Papua dan hingga ke PLBN Serasan, Kepulauan Riau (Kepri).
“Jadi Srikandi betul-betul menjadi solusi efektif untuk tata kelola pemerintahan yang bisa menjadi percepatan, mempercepat tata kelola pemerintahan Indonesia saat ini dan ke depannya,” terang Zudan.
Zudan juga menuturkan, lewat perjanjian kerja sama ini, BNPP dan ANRI bisa membuat penataan kinerja lebih rapih. Seperti hal yang diamanatkan Mendagri Tito dalam determinasi bekerja. Para pegawai diminta untuk tidak semata-mata bekerja, melainkan juga dituntut menorehkan sejarah.
“Seperti hal nya cerita-cerita sejarah heroik Patih Gajah Mada, Ken Arok, Soekarno, Mohammad Hatta yang diawali perjuangan Haji Umar Said Cokroaminoto. Jadi kita ini sebenarnya sedang menuliskan sejarah, nah penulis sejarah yang terbaik itu adalah para pelakunya yang kemudian diarsipkan,” ulas Zudan.
“Teman teman jadi mari kita kita buat sejarah bangsa ini menjadi lebih lengkap lagi dan sejarah ini harus bisa dilihat dan didengarkan,” terang Zudan lagi.
Sementara itu, Plt Kepala ANRI, Imam Gunarto menjelaskan bahwa, di dalam naskah peandatangan kerja sama tersebut tercermin satu komitmen untuk bekerja sama, membangun budaya kearsipan dan mengaktifkan budaya yang berkaitan dengan perbatasan negara.
Bagi ANRI, lanjut Imam, kerja sama ini tentunya adalah implementasi dari undang-undang nomor nomor 43 tahun 2008 . Di mana arsip-arsip dari perbatasan itu memiliki kedudukan yang sangat istimewa untuk dijaga keberadaan.
Ia menerangkan, dalam hal ini, tidak hanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkepentingan, tapi arsip nasional juga berkepentingan juga menjalankan undang undang ini
“Dengan hal ini akan menjamin agar asuransi berkaitan dengan perbatasan yang meliputi dua komponen tadi, yang pertama tentang bagaimana menjaga perbatasan yang kedua menyejahterakan masyarakat di perbatasan bisa dikelola arsipnya,”terang Imam Gunarto.
Imam turut menuturkan, karya ini tidak akan menjadi sejarah! Kalau dibiarkan begitu saja mehilang ceritanya, tidak ada buktinya. Oleh karena itu dalam kesempatan pendatanganan kerja sama ini, ANRI mengharapkan diorama arsip di seluruh PLBN di perbatasan negara bisa diteruskan menghias wajah Indonesia di perbatasan negara.
“Saya mengharapkan kerja sama yang lalu tentang pengembangan diorama di PLBN bisa dilanjutkan ke semua perbatasan negara sebagai satu bagian dari permukaan atau wajah Indonesia. Dan menunjukan tentang peran-peran para pahlawan di sekitar wilayah atau daerah itu dalam kaitannya dengan NKRI,” tuturunya.
“Selamat memperingati HUT yang ke-14 BNPP. ‘Dengan usia remaja hasilnya menyala!’,” tutur Imam Gunarto. (Frans)