Sambas, Aktualbisnis.com
Dalam upaya memperkuat pengawasan wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menggelar patroli gabungan yang melibatkan petugas CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security).
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 14 November 2024, dengan tujuan menegakkan kepatuhan karantina serta mencegah kegiatan ilegal di sepanjang garis perbatasan.
Patroli gabungan ini diprakarsai oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Wilayah Kerja (Wilker) Aruk, yang merupakan bagian dari Operasi Kepatuhan Karantina 2024.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) serta melibatkan berbagai elemen terkait di PLBN Aruk.
Kabid PLBN Aruk, Viktorius Dunand, dalam sambutannya sebelum patroli dimulai, mengapresiasi koordinasi yang kuat antarinstansi.
“Kegiatan ini bukan hanya langkah strategis untuk mengantisipasi potensi penyelundupan tumbuhan dan hewan hidup di perbatasan, tetapi juga untuk mempererat hubungan kerja sama antarinstansi yang bertugas menjaga keamanan dan stabilitas wilayah perbatasan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kegiatan patroli bersama ini diadakan secara berkala. “Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin. Sinergi seperti ini adalah kunci untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara,” tambah Viktorius.
Koordinator Satuan Pelayanan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Wilker Aruk, Purnama Ari, turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan BNPP serta kolaborasi semua pihak terkait.
“Dukungan ini sangat penting bagi keberhasilan patroli, khususnya dalam penegakan aturan karantina yang menjadi bagian dari perlindungan komoditas nasional,” kata Purnama.
Sebelum patroli dimulai, Danpos Komando Kompi Yonkav 12/BC melakukan pengecekan terhadap personel dan memberikan penjelasan terkait rute yang akan ditempuh serta prosedur keamanan selama operasi berlangsung.
Patroli ini menyusuri Jalur Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) di sisi kiri PLBN Aruk, mencakup patok D.200 hingga D.201.
“Patroli ini melibatkan personel dari berbagai instansi, termasuk Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, personel TNI, Polri, BNPP, Imigrasi, dan Bea Cukai, yang semuanya berperan aktif dalam menjaga keamanan lintas batas,” jelas Danpos.
Tim patroli menemukan jalur tikus yang diduga menjadi jalur perlintasan ilegal untuk penyelundupan tumbuhan dan hewan hidup.
Kegiatan patroli berlangsung selama dua jam dengan suasana kondusif. Tim patroli menyusuri rute yang sudah ditentukan dengan cermat dan penuh kewaspadaan.
Keterlibatan berbagai pihak dalam patroli ini menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga perbatasan negara dari ancaman keamanan dan aktivitas ilegal.
Operasi ini bukan hanya soal pencegahan penyelundupan, tetapi juga memastikan bahwa semua aktivitas di perbatasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain personel dari TNI-Polri, patroli ini juga melibatkan unsur-unsur lain seperti Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Kesehatan, BP2MI, Perhubungan, Jasa Raharja, Balai POM, dan PSDKP.
Sebagai gerbang resmi yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia, PLBN Aruk memainkan peran vital dalam pengawasan lintas batas. Dengan meningkatnya risiko penyelundupan dan aktivitas ilegal, kolaborasi antarinstansi menjadi semakin penting.
“PLBN Aruk berkomitmen untuk memfasilitasi berbagai kegiatan pengawasan, baik patroli darat maupun upaya pencegahan lainnya. Kami berupaya memastikan bahwa perbatasan tetap aman dan terkendali,” tegas Viktorius.
Kehadiran patroli gabungan ini menunjukkan langkah nyata dalam meningkatkan deteksi dini terhadap aktivitas yang berpotensi merugikan negara.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat yang tinggal di sekitar perbatasan. Mereka menilai bahwa patroli gabungan ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas perbatasan.
Viktorius menutup kegiatan dengan menyampaikan harapan bahwa patroli gabungan ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan. “Perbatasan bukan hanya soal garis di peta, tetapi tentang perlindungan dan keamanan warga negara. Oleh karena itu, sinergi dan kerja sama seperti ini harus terus kita jaga,” pungkasnya. (Frans)