Jakarta, Aktualbisnis.com
Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara, Siti Metrianda Akuan, menerima kunjungan dari Esteban Felipe De La Torre, Koordinator Regional Manajemen Perbatasan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) untuk Asia Tenggara dan Pasifik, serta Nabiel A. Karim Hayaze, Pejabat Program Manajemen Perbatasan UNODC di Ruang Deputi I Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI pada Kamis (14/11/2024).
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerjasama antara BNPP dan UNODC, khususnya dalam upaya mengelola dan menjaga wilayah perbatasan negara.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus mendiskusikan rencana kolaborasi program yang akan dijalankan pada tahun 2025 mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak berupaya mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan perbatasan, yang menjadi fokus utama baik bagi BNPP maupun UNODC.
Felipe De La Torre menjelaskan bahwa tujuan utama kunjungannya adalah untuk mengenalkan lebih dekat program-program UNODC yang dapat berkolaborasi dengan BNPP, terutama dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dan petugas di wilayah perbatasan.
“Kunjungan kami ini untuk berkenalan dengan ibu Deputi sekaligus berkoordinasi tentang program UNODC-BNPP. Kami sangat senang bisa terus bekerja sama dengan BNPP untuk menjalankan program yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama di wilayah perbatasan, seperti peningkatan kapasitas warga di daerah tersebut,” kata Felipe.
Sementara itu, Siti Metrianda Akuan, yang menyambut baik kunjungan tersebut, mengungkapkan bahwa peluang kerjasama antara UNODC dan BNPP bukan hanya terbatas pada kegiatan di darat, tetapi juga dapat melibatkan aktivitas di laut.
Hal ini sangat relevan mengingat Indonesia memiliki sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang memiliki tantangan besar, baik di darat maupun di laut.
Menurut Siti, BNPP telah mengoperasikan 15 PLBN di berbagai lokasi perbatasan, yang dua di antaranya terletak di daerah pesisir dengan karakteristik laut, yaitu PLBN Serasan dan PLBN Sei Nyamuk/Sebatik.
Keberadaan PLBN di daerah pesisir ini memberikan tantangan tersendiri dalam pengelolaannya, terutama terkait dengan potensi masuknya barang-barang ilegal, seperti narkoba, melalui jalur laut.
“Situasi di sekitar PLBN ini memiliki karakteristik yang rentan terhadap potensi kejahatan transnasional, seperti penyelundupan narkoba dari negara lain. Oleh karena itu, kami melihat peluang besar untuk kolaborasi kegiatan di salah satu PLBN laut, yang dapat difokuskan pada upaya pencegahan masuknya narkoba lewat jalur laut. Kami ingin memberikan pemahaman dan pelatihan kepada pengelola PLBN agar lebih siap menghadapi ancaman tersebut,” terang Siti.
Program-program yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut mencakup beberapa langkah strategis, di antaranya penyelenggaraan dialog-dialog nasional, pertemuan konsultasi teknis, serta pelatihan praktis yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas petugas garis depan di perbatasan negara.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh petugas di lapangan.
Budi Setyono, Asisten Deputi Pengelolaan Lintas Batas Negara, menekankan bahwa salah satu langkah strategis dalam meningkatkan keamanan perbatasan adalah dengan memperkuat kapasitas petugas garis depan atau frontliners.
Para petugas ini berada di garda terdepan dalam pengawasan dan pengamanan wilayah perbatasan, sehingga memiliki peran penting dalam mencegah dan menanggulangi ancaman kejahatan lintas negara.
“Seiring dengan berkembangnya informasi dan metode penyelundupan terkini, tentunya menjadi perhatian semua pihak. Oleh karena itu, kami berharap UNODC bisa membantu dalam berbagi informasi dan penanganan, serta melakukan pemetaan wilayah dan strategi yang dapat dijadikan acuan bagi petugas di lapangan untuk melakukan upaya cegah-tangkal di PLBN,” ujar Budi.
Selain itu, diskusi juga mencakup isu-isu lain yang relevan dengan upaya penanganan narkoba di Indonesia. Salah satunya adalah pentingnya kolaborasi antar instansi terkait dalam melakukan pemetaan wilayah rawan kejahatan dan penyelundupan narkoba, serta penguatan pengawasan di seluruh PLBN di Indonesia.
Siti Metrianda Akuan berharap agar kerjasama antara UNODC dan BNPP dapat terus berjalan dengan baik dan harmonis. “Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif dalam peningkatan kapasitas petugas garis depan dalam menjaga perbatasan Indonesia, baik di darat maupun di laut,” tutup Siti.
Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah Indonesia, khususnya di area perbatasan yang rawan terhadap kejahatan transnasional, termasuk penyelundupan narkoba dan barang ilegal lainnya.
Selain itu, melalui peningkatan kapasitas petugas di lapangan, diharapkan keamanan perbatasan Indonesia dapat semakin terjaga, sekaligus memperkuat kerjasama internasional dalam penanganan masalah lintas negara. (Frans)