Susahnya Jadi Penyandang Disabilitas

Jakarta, Aktualbisnis.com

ORANG berfisik normal, sesekali harus belajar menjadi orang dengan kendala disabilitas, kata arsitek penyandang disabilitas berkursi roda, Christie Damayanti.

“Dengan cara itu, orang normal lebih peduli dan mau membantu penyandang penyandang disabilitas,” tutur Christie Damayanti saat berbicara di depan sekitar 20 audiens pada workshop “TransNusa Peduli Disabilitas” di Perkantoran Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta (T3 Bandara Soetta), Kamis (10/4/2025).

Pada workshop itu Christie Damayanti yang juga blogger Kompasiana.com sejak 2011 hingga kini mengajak audiens belajar dan mengalami menjadi penyandang disabilitas buta, tuli, hingga penyandang disabilitas pengguna tongkat, walker, dan kursi roda.

Arsitek dan penyandang disabilitas Christie Damayanti (kiri) saat memandu peserta workshop ” TransNusa Peduli Disabilitas” di Perkantoran Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ( Foto : Ist )

Juga, workshop ini menampilkan kerja sama antara Christie Damayanti, maskapai penerbangan TransNusa, dan pihak JAS Angkasa Pura Indonesia sebagai pengelola Bandara Soetta.

Hadir juga sebagai undangan, organisasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta.

Kursi roda manual

Pada workshop itu, Christie Damayanti yang juga seorang arsitek itu mengajak langsung peserta mencoba menggunakan.

Menggunakan kursi roda manual bagi seorang Rian, adalah pengalaman uniknya.

“Butuh effort juga menjalankan kursi roda manual,” tutur Rian yang juga karyawan TransNusa itu.

“Pasti rasanya tidak enak menjadi orang buta atau menjadi pemakai kursi roda,” ucap Christie Damayanti, kolektor prangko dan alas kaki merek Crocs ini.

Kata Christie Damayanti,”Penyandang disabilitas tidak minta dikasihani. Kami hanya minta dibantu agar mobilitas kami menjadi lebih mudah.” (Frans)