Jakarta, Aktualbisnis.com
PT Virtus Technology Indonesia (Virtus), penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan dari CTI Group, menggelar acara tahunan Virtus Showcase 2025 di Jakarta. Setelah sukses di Semarang dan Surabaya, acara puncak ini diadakan di Pullman Central Park, Jakarta, menghadirkan para ahli dan praktisi industri kecerdasan buatan (AI) untuk membahas strategi kesiapan infrastruktur perusahaan dalam mengoptimalkan potensi AI.
Mengusung tema “Building the IT Infrastructure of the Future: Security and Data Streaming in the AI Era”, Virtus Showcase Jakarta 2025 menghadirkan pembicara ahli dari industri yaitu Wilbertus Darmadi, CIO Toyota Astra Motor, yang membagikan pengalaman nyata dalam
mengintegrasikan AI ke operasional bisnis sekaligus menekankan pentingnya evaluasi matang dalam menyeimbangkan strategi bisnis dan risiko adopsi AI.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh pembicara dari penyedia teknologi global, Suwandi Ongko, Architect SASE Zero Trust of Palo Alto Networks dan Erwin Yusran, Data Center Solutions Lead, Dell Technologies, Indonesia.
Kesiapan infrastruktur kini menjadi faktor krusial yang menentukan apakah AI dapat memberi nilai bisnis nyata atau justru menghadirkan risiko baru. Menurut Global AI Index 2024, Indonesia menempati peringkat 49 dari 83 negara, dengan kelemahan utama pada aspek infrastruktur nasional, mulai dari daya komputasi, konektivitas, hingga pusat data yang
menjadi fondasi penting pemanfaatan AI.
Kondisi ini menegaskan urgensi bagi perusahaan untuk tidak hanya memahami potensi AI, tetapi juga menyiapkan infrastruktur IT internal yang tangguh, sehingga mampu menjembatani kesenjangan tersebut dan memastikan adopsi AI berjalan aman, efisien, dan produktif.
“Integrasi AI ke dalam operasional inti perusahaan bukan sekadar soal adopsi teknologi, tetapi soal bagaimana teknologi tersebut benar-benar mendukung strategi bisnis jangka panjang,” ujar Wilbertus Darmadi, CIO Toyota Astra Motor.
“Pengalaman kami menunjukkan bahwa AI
mampu memberikan nilai besar ketika ada infrastruktur yang tepat. Perusahaan harus
menyeimbangkan ambisi dengan kesiapan, karena tanpa perencanaan matang, adopsi AI
justru bisa menambah risiko, bukan memberikan nilai.”
“Saya percaya setiap organisasi perlu mengukur kesiapan infrastrukturnya sebelum berlari dengan AI. Kekuatan komputasi, keamanan data, dan manajemen risiko harus berjalan seimbang agar implementasi AI tidak hanya menjadi tren, tetapi benar-benar mendorong efisiensi dan inovasi,” tambah Wilbertus.
“Banyak organisasi sudah memahami potensi AI, tetapi yang perlu diperhatikan sejak awal
adalah menyiapkan fondasi infrastruktur yang kuat. Mulai dari sisi data, keamanan, maupun komputasi agar dampak nilai bisnis AI bisa dioptimalkan. Melalui Virtus Showcase, kami ingin menunjukkan bahwa kesiapan infrastruktur bukan sekadar teknis, melainkan bagian dari strategi bisnis,” ungkap Christian Atmadjaja, selaku Direktur Virtus Technology Indonesia.
“Kesiapan infrastruktur tidak berarti perusahaan harus membangun segalanya sekaligus. Yang penting adalah menyiapkan fondasi yang scalable dan fleksibel untuk dapat mengikuti dinamika perkembangan AI. Strategi ini akan semakin efektif jika didukung kolaborasi dengan mitra teknologi yang tepat, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan ekosistem dan keahlian yang sudah ada tanpa harus memulai dari nol.”
Dalam konteks ini, sinergi antara penyedia solusi infrastruktur dan keamanan menjadi krusial. Dell Technologies menekankan pentingnya memberdayakan perusahaan dengan infrastruktur yang scalable, teknologi modern dan ketahanan siber tangguh untuk
memaksimalkan potensi AI dan mendorong kesuksesan transformasi.
“AI kini bukan lagi hanya sekadar buzzword. AI telah menjadi kekuatan transformatif yang membentuk masa depan inovasi. Dan di Dell Technologies, kami paham bahwa kunci untuk memaksimalkan potensi AI ada pada infrastruktur AI yang kuat dan scalable,” tegas Erwin Yusran, Data Center Solutions Lead, Dell Technologies, Indonesia.
“Peran Dell AI Factory bukan hanya sebagai
landasan infrastruktur, tapi kami menawarkan pendekatan komprehensif yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap perusahaan. Mulai dari menjaga keamanan data, menjembatani kesenjangan keterampilan, menyelaraskan AI dengan strategi bisnis atau mengambil langkah pertama dalam perjalanan AI mereka, kami memberdayakan perusahaan global dan inovator-inovator baru dengan teknologi mutakhir, integrasi tanpa hambatan dan ekosistem yang visioner.”
Dell AI Factory menjadi pendekatan menyeluruh yang dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata organisasi. Solusi ini membantu perusahaan dalam menjaga keamanan data, mengatasi kesenjangan keterampilan, menyelaraskan AI dengan strategi bisnis, hingga mendukung langkah awal dalam penerapan teknologi. Melalui dukungan tim Professional Services, Dell Technologies turut memastikan setiap tahapan berjalan lebih mulus, membuka jalan menuju hasil yang bermanfaat bagi bisnis maupun komunitas yang dilayani.

Sementara itu, Palo Alto Networks menggarisbawahi bahwa pertumbuhan penggunaan AI harus diimbangi dengan strategi keamanan modern berbasis Zero Trust untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. “AI membuka peluang besar, namun juga memperluas permukaan serangan. Pendekatan Zero Trust bukan hanya soal menutup celah, tapi tentang membangun kepercayaan digital yang memungkinkan perusahaan mengadopsi AI secara aman. Kami melihat keamanan kini bukan fungsi pendukung, melainkan strategi
bisnis inti, karena tanpa kepercayaan, AI tidak akan pernah bisa memberikan nilai penuh bagi perusahaan,” jelas Adi Rusli, Country Manager Indonesia, Palo Alto Networks.
Virtus Showcase Jakarta 2025 didukung oleh vendor IT terkemuka di dunia seperti Palo Alto Networks, Dell Technologies, Arista, Forcepoint, Hikvision, Huawei, dan Red Hat.
